Sembelit terjadi akibat perubahan jenis asupan makanan dari ASI ke MPASI. Apalagi jika MPASI yang diberikan rendah kadungan serat dan air. Selain komposisi air dan serat yang tidak seimbang, sembelit pada bayi bisa juga disebabkan adanya riwayat pada keluarga, ketidakseimbangan mikroflora usus atau gangguan motilitas saluran cerna bawah. Sementara untuk mengetahui sembelit pada anak bisa ditandai saat muncul rasa sakit saat BAB pada anak, tinja tidak keuar meskipun sudah mengedan selama 10 menit, frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu atau tinja berbentuk keras.
Sembelit memang harus diatasi, selain rasa tidak nyaman yang ditimbulkan, rasa sakit saat BAB bisa membuat anak semakin enggan BAB. Semakin sering si kecil menahan pengeluaran feses, semakin sulit feses dikeluarkan. Sehingga menyebabkan rasa nyeri, tidak nyaman, bahkan tangis pada bayi. Kondisi ini tentunya menyebabkan ibu cemas.
Tidak perlu cemas, selain dengan menambahkan air dan serat ke dalam makanan, tetap memberikan ASI secara optimal bagi bayi hingga usia 2 tahun terbukti mampu mengusir sembelit tanpa bantuan obat pencahar.
Dan sebaiknya sembelit tidak diatasi dengan memberikan obat pencahar yang berlebihan. Obat pencahar tidak akan memberikan solusi, justru membuat anak malas dan ketagihan. Obat pencahar tidak bisa membantu akar permasalahan. Obat pencahar ini hanya bisa membuka kleb anus bagian luar, sementara kleb anus dalam hanya bisa terbuka secara otomatis jika kotoran dari usus besar masuk ke dalam rektum (Rektum adalah bagian bawah usus besar sebelum anus).
Adapun obat alami untuk sembelit yang aman dan efektif untuk bayi adalah dengan menambahkan setengah sendok makan VCO kedalam MPASI. VCO selain berkhasiat untuk mengatasi sembelit pada bayi juga berkhasiat menambah daya tahan tubuh bayi.
Ciri Bayi Yang Konstipasi:
- Bayi menjadi rewel,
- Mengejan saat BAB, yang normal BAB dilakukan tanpa mengejan.
- Perut kembung disertai nyeri pada anus,
- terkadang disertai muntah,
- Tinja keras terkadang sisertai bercak darah,
- bila disentuh pada bagian perut akan terasa keras,
- Kurva pertumbuhan bulanan bayi, berat badan susah naik,
- BAB berlangsung lebih dari dua menit,
- BAB tidak tuntas.
Perlu Diketahui:
- Tidak semua bayi mengalami siklus BAB yang sama, susu yang di konsumsi bayi turut menjadi andil penyebab bayi mengalami konstipasi.
- Buang Air Besar (BAB) umumnya menunjukan asupan serat yang dikonsumsi anak tiap harinya.
- BAB pada bayi terjadi pagi hari bisa satu atau dua kali jika kondisi bayi sedang tidak diare.
- Normalnya bayi akan BAB tiga kali alam sehari, bayi yang mengalami konstipasi dalam 3 hari tidak BAB.
- Bayi yang mengkonsumsi ASI biasanya akan lebih jarang mengalami konstipasi, ASI sangat mudah di serap oleh bayi, bakteri baik pada ASI mengurai protein susu sehingga konsentrasi tinja bayi akan lebih lembut sehingga BAB menjadi mudah, sehingga ibu tidak perlu khawatir jika bayi yang mengkonsumsi ASI tidak BAB selama 3 sampai dengan 5 hari.
- Bayi yang mengkonsumsi susu formula, dan atau pemberian susu formula yang tidak sesuai dengan standar takar, atau melebihi jumlah konsumsi harian juga berakibat konstipasi.
- Pengenalan makanan pendamping ASI yang memiliki tekstur padat pada bayi dibawah 6 bulan sangat tidak disarankan dan akan membahayakan kesehatan bayi, bahkan air putih sekalipun, karena usus bayi belum bisa bekerja dengan baik, bayi aman diberi makanan pendamping ASI setelah enam bulan.
- Pastikan bayi mendapatkan kebutuhan cairan hariannya, karena jika bayi dehidrasi atau kekurangan cairan bayi akan rentan konstipati.
- Agar bayi tidak mengalami konstipasi, ibu yang rutin memberikan ASI untuk bayinya harus memperhatikan asupan serat harian yang harus dikonsumsi Ibu, sayur sayuran segar, beras merah, buah segar dan polong polongan memiliki sumber serat, akan lebih baik lagi jika Ibu mengkonsumsi sedikitnya 2 sendok makan VCO tiap harinya untuk meningkatkan kwalitas ASI dan produksi ASI menjadi lancar.